Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 –
Tahun 2011, Hlm. 32 - 39
Analisis Hubungan Corporate Social Responsibility
(CSR)Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Jasa (Studi Kasus Perusahaan Jasa di
D.I.Yogyakarta)
Oleh
Adeng Pustikaningsih
Latar belakang
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility = CSR)
makin banyak
memperoleh perhatian, terutama dalam beberapa dekade
terakhir. Sebagai contoh, lebih dari
50 persen eksekutif global mengidentifikasi CSR
sebagaiprioritas utama para
eksekutif (The
Economist, 2008). Lebih jauh, globalisasi ekonomi secara
substansial meningkatkan tekanan
pada perusahaan-perusahaan multinasional untuk mengatasi
masalah tanggung jawab sosial
(Smith, 2009) seperti rantai pasokan, perlindungan
lingkungan, kondisi kerja, dan hak-hak
karyawan (Mueller et
al., 2009). Kegagalan untuk memenuhi harapan meningkatnya
masyarakat global dapat membahayakan citra merek global dan
reputasi, oleh karena itu,
eksekutif memerlukan pemahaman lebih dalam tentang peran
CSR.
Kegiatan CSR sebagian besar dilakukan berfokus pada
stakeholder, yang berada di luar batas
perusahaan, dengan demikian, kegiatan CSR pada umumnya,
meningkatkan visibilitas
perusahaan dan penyebaran
goodwill dan reputasi untuk
berbagai konstituen. Strategis
aktivitas CSR yang didasarkan pada hubungan jangka panjang dengan masyarakat cenderung
untuk mencapai pihak terkait dan memiliki dampak positif
pada masyarakat.
Secara formal, ada
perbedaan antara CSR dan CSP, namun dalam penelitian ini hanya
membahas tentang CSR, dimana
CSR adalah kegiatan perusahaan dan
status yang berkaitan
dengan kewajiban yang dirasakan masyarakat atau pemangku kepentingan (Brown
dan
Dacin, 1997; Sen dan Bhattacharya, 2001) sedangkan kinerja
sosial perusahaan (CSP) adalah
kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam program CSR
dalam kaitannya dengan mereka
pesaing terkemuka di industri yang sama (Luo dan
Bhattacharya, 2009). Sedangkan inisiatif
CSR mencerminkan program perusahaan dan investasi dalam
keberlanjutan, CSP merupakan
penilaian stakeholder dari seluruh kualitas
program-program dan investasi (Luo dan
Bhattacharya, 2009; McWilliams dan Siegel, 2000).
Dalam hubungannya dengan kajian literatur hubungan antara
CSR dan kinerja keunagan
masih menunjukkan simpangsiur seperti bahwa tindakan CSR dapat mengakibatkan kinerja
keuangan meningkat
(Orlitzky et al, 2003; Chen, H,
dan Wang, X. 2011), namun ada
penelitian yang justru menghasilkan penelitian sebaliknya
seperti Soana, M.G. (2011), dari
sinilah penelitian ini berangkat.
Teori dan pengembangan Hipotesis
Corporate Social Responsibility (CSR)
Bila dilihat dari persepktif
internal dan eksternal serta manajemen pemangku kepentingan,
kegiatan CSR telah dilihat sebagai hal yang
mempengaruhi stakeholder
dalam perusahaan
(Zagenczyk, 2004). Stakeholder dapat dilihat sebagai
individu dan institusi yang dipengaruhi
oleh tindakan perusahaan atau sekaligus
kelambanan dalam dimensi temporal (mencakup
masa lalu, masa kini dan masa depan) (Freeman, 1984;
Langtry, 1994; Clarkson, 1995;
Hopkins, 2003 ).
Dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi – Universitas Negeri
Yogyakarta
Stakeholder perusahaan bisa internal atau eksternal bagi
perusahaan (Hopkins, 2003).
Pemangku kepentingan intern adalah pemilik, manajer,
karyawan dari suatu perusahaan, yang
ada dalam batas
perusahaan (Freeman, 1984; Polonsky, 1996). Sedangkan stakeholder
eksternal dari suatu perusahaan adalah pemasok, pelanggan,
masyarakat dan pemerintah
(Freeman, 1984; Hopkins, 2003). Dari perspektif internal,
melakukan kegiatan CSR
diharapkan dapat memotivasi para karyawan dan menunjukkan
praktek manajemen yang baik
(suasana bagi
pimpinan perusahaan dan karyawan) (Hill
et al, 2003;. Royle, 2005). Dari
perspektif eksternal melakukan kegiatan CSR perusahaan
diharapkan untuk mendapatkan
reputasi yang baik di masyarakat (termasuk pemerintah
berbagai fungsionaris) dan juga
membantu perusahaan untuk mengelola fungsinya agar
lebih baik (terutama yang memiliki
dimensi risiko yang terkait) (Lewis , 2003; Fombrun, 2005;
Davis, 1960; Whetten et al,
2002;. Riordan et al, 1997).
Selanjutnya setiap organisasi yang memiliki kegiatan CSR
secara strategis harus memiliki
fokus jangka panjang (Osborn dan Hagedoorn, 1997; Boatright,
2000; Altman, 1998;
Waddock, 2004). Hal ini juga berlaku untuk setiap kegiatan
perusahaan lain yang memiliki
konotasi strategis.
Isue tentang sentralitas seperti ketika kegiatan CSR dimaksudkan untuk
berkontribusi menuju terwujudnya visi, harus memiliki fokus
jangka panjang. Setiap kegiatan
yang bersifat strategis harus dapat membantu perusahaan
untuk mencapai misi dan visinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan CSR yang strategis harus
dekat dengan misi dan visi
perusahaan (Yeoh, 2007; Du et al, 2007;. Bruch, 2005).
Selanjutnya setiap kegiatan CSR yang memiliki fokus jangka
panjang akan memerlukan
komitmen terhadap sumber daya besar (Russo dan Fouts, 1997;
Porter dan Kramer, 2006;
Branco dan Rodrigues, 2006). Hal ini karena untuk dalam
tujuan jangka panjang, kegiatan
perusahaan akan memerlukan pengorbanan dan dedikasi dari
sejumlah besar sumber daya
selama periode waktu tertentu.
Para penulis (Sze'kely dan Knirsch, 2005; Porter dan Kramer,
2006; Perrini, 2005; Crawford
dan Scaletta, 2005) juga menunjukkan bahwa aktivitas CSR
dapat:
(1) Membuat permintaan atas produk yang bertanggung jawab
secara sosial dan ramah
lingkungan dan jasa diantara konsumen dalam masyarakat
dengan melakukan edukasi.
(2) Memberikan keterampilan teknis yang diperlukan kepada
anggota masyarakat untuk
mengembangkan, membuat dan menyempurnakan kemampuan teknis
dari warga negara.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendirikan pendidikan,
kejuruan, pelatihan dan lembaga
pengetahuan.
(3) Bantuan pemerintah dan badan pemerintah untuk membingkai
aturan dan peraturan
untuk:
. mencegah perilaku buruk perusahaan khususnya pada kegiatan
sosial dan lingkungan
. untuk mendorong perilaku perusahaan yang baik, untuk hal
yang sama.
(4) Melestarikan sumber daya alam seperti air, bahan bakar
fosil atau mengurangi emisi gas
rumah kaca bagi negara lingkungan yang lebih baik dari
kondisi pada semua tingkatan
sehingga berbagai risiko lingkungan akan berkurang.
(5) Bantuan dalam mengembangkan kapasitas petani dan
produsen bahan baku sehingga
mereka dapat menyediakan perusahaan dengan bahan baku yang
dibutuhkan berkualitas
dan jumlah yang dibutuhkan.
(6) Bantuan untuk mengembangkan cluster
industri dan dengan demikian membuat dan
menambah dukungan infrastruktur bagi perusahaan.
Hubungannya dengan keuangan, setiap kegiatan perusahaan
strategis harus membawa
manfaat bisnis yang besar, pernyataan ini adalah
pernyataan commonsensical dan
tautologis.
Keuntungan bisnis yang diwujudkan dalam cara yang berbeda,
tetapi semua membantu
perusahaan mencapai posisi kompetitif yang menguntungkan dan aman selama jangka
waktu
tertentu (keunggulan kompetitif yang berkelanjutan)
(Sze'kely dan Knirsch, 2005; Porter dan
Kramer, 2006; Perrini, 2005 ; Crawford dan Scaletta, 2005).
Hubungan CSR dengan Kinerja Keuangan
Makin banyak perusahaan yang merangkul konsep CSR, karena
perusahaan-perusahaan yang
merangkul dan mengimplementasikan Inisiatif CSR memiliki
dampak positif pada pilihan
yang dibuat oleh para pemangku kepentingan utama dalam
perusahaan untuk memutuskan
untuk memasuki hubungan dengan perusahaan, terutamakonsumen
(del Mar Garcia de los
Salmones, Crespo,& Rodriguez del Bosque, 2005; Brown & Dacin, 1997) dan potensi
karyawan (Backhaus, Stone, & Heiner, 2002; Greening
& Turban, 2000). Bahkan, Berens,
van Riel, & van
Rekom, (2007) individu lebih memilih perusahaan yang secara aktif terlibat
dalam inisiatif CSR yang berkaitan dengan perusahaan produk,
saham. Ini yang
dititikberatkan oleh Turban & Greening (1997) yang
mencatat bahwa perusahaan yang
dianggap terlibat
dalam Inisiatif CSR memiliki tingkat perputaran karyawan yang lebih
rendah dibdaningkan mereka yang tidak terlibat dalam
inisiatif tersebut, namun, secara
umum, telah terjadi kurangnya konsensus mengenai hubungan
antara perusahaan CSR
inisiatif dan kinerja keuangannya. Inisiatif CSR dari sebuah
perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan adalah pengorbanan bisnis. Menurut gagasan ini,
perusahaan yang terlibat dalam
inisiatif CSR sebenarnya pada ekonomi yang mengalami kerugian dibdaningkan dengan
tidak
melakukan CSR, karena mereka dikenakan biaya untuk
mengimplementasikan inisiatif
tersebut (Aupperle, Carroll, & Hatfield, 1985; Ullmann,
1985).
Hal ini senada dengan perusahaan telah melaporkan bahwa CSR
memiliki inisiatif
mengakibatkan kebocoran keuangan karena keuangan negatif
kembali karena biaya tambahan
memulai dan mendukung inisiatif CSR (McGuire, Sundgren,
& Schneeweis, 1988; Sen &
Bhattacharya, 2001). Sehingga hubungan antara CSR dan
kinerja keuangan adalah memiliki
hubungan yang lemah (surroca, 2010, Soana, 2011).
Di sisi lain,
ada berpendapat bahwa
melaksanakan inisiatif CSR akan bermanfaat karena
dapat meningkatkan semangat kerja karyawan yang mengarah
pada peningkatan
produktivitas dan pada akhirnya peningkatan kinerja (McGuire
et al., 1988).
Secara langsung CSR
dapat memaksimalkan keseluruhan perusahaan nilai pasar (Mackey,
Mackey, & Barney, 2007) dan memiliki pengaruh positif
pada nilai sekarang dari arus kas
perusahaan(Godfrey, 2004). Secara tidak langsung, perusahaan
yang terlibat dalam CSR akan
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar terjadi melalui
diferensiasi produk
(McWilliams & Siegel, 2001; (Waddock & Graves,
1997), pengurangan atau penghapusan
denda yang dikenakan pemerintah (Freedman & Stagliano,
1991), sementara pada saat yang
sama meminimalkannya risiko secara keseluruhan eksposur
(Godfrey, 2004), karennya dalam
penelitian oleh Sen dan Bhattacharya (2001) menunjukkan bahwa inisiatif
CSR perusahaan
memiliki pengaruh positif pada pelanggan (Sen dan Bhattacharya, 2001), yang akhirnya
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dapat
meningkatkan kinerja keuangan (Chen,
Honghui, dan Wang, X., 2011)
Sehingga dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan
adalah “terdapat hubungan yang
positif antara karakteristik CSR dengan karakteristik
kinerja keuangan”
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling
(SEM) dengan software AMOs
versi 16. Dimana terdapat dua variabel konstruk yang
keduanya menggunakan skala likert 5
point dimana 1 menunjukkan sangat rendah dan 5 menunjukkan
sangat tinggi.
Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan dalam CSR
adalah dengan menggunakan
Mahoney dan Roberts(2007)yaitu :
1. Isu komunitas (IK)
2. Keragaman tempat
kerja (KT)
3. Hubungan tenaga
kerja (HT)
4. Kinerja lingkungan
(KL)
5. Internasional (I)
6. Produk dan praktek
bisnis (PB)
sementara itu kinerja keangan menggunakan Chan (2006),
dimana kategori yang digunakan
adalah :
1.
Profitabilitas(Profit) –ROE dan ROS
2. Assets Utilization
(AU) – ROA
3. Pertumbuhan (G) –%
perubahan assets, % perubahan sales, % perubahantenaga kerja
untuk 3-5 tahun yang lalu.
4. Liquiditas (L) –
Cash Flow, Acid Test dan Pay Out Ratios
5. Resiko Pasar (RP).
Responden dan Pengumpulan Data
Responden penelitian ini adalah 148 perusahaan jasa yang ada
di D.I Yogyakarta yang mana
kuisioner diisi oleh para CEO perusahaan tersebut,
Pengiriman kuisioner dilakukan dengan
surat pos dan yang kembali ada 100 kuisioner, sehingga
respon rate-nya 68 %.
Model Penelitian
Hasil Penelitian
Tes reliability pada semua variabel konstruk pada
keseluruhan model menunjukan cronbach
alfa sebesar 0,734 sehingga sangat fit karena diantara
0,8-0,9. Dimendi variabel CSR dengan
menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA)
menunjukkan model yang fit
dimana χ2=6,049, df =9, p-value = 0.00, GFI=0.858,
RMSEA=0.239, sedangkan dimensi
variabel Kinerja Keuangan juga menunjukkan fit model dengan
χ2=3,531, df =5, p-value =
0.00, GFI=0.898, RMSEA=0,232.
Tabel 1
Signifikansi antar Variabel
Kesimpulan
Secara keseluruhan dengan model SEM akhirnya dapat diketahui
bahwa model sudat FIT,
dimana χ2=26,3, df =43, p-value = 0.00, GFI=0.697,
RMSEA=0.231, sehingga hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa CSR berhubungan dengan
Kinerja Keuangan dengan
probabilitas 1 %
(lihat tabel 1), sehingga hipotesis dalam penelitian penelitian ini yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara karakteristik
CSR dengan
karakteristik Kinerja Kauangan dapat diterima.
Saran Penelitian yang Akan Datang
Walaupun model penelitian ini sudah FIT namun peneliti
menyarankan ada peran moderasi
atau mediasi dalam penelitian tersebut, karena model CSR
dengan kinerja keuangan memiliki
pengaruh yang tidak langsung (John P. dan Lisa P., 2008),
sehingga dibutuhkan hubungan
yang tidak langsung tersebut dengan variabel lain baik
mediasi maupun moderasi.
DAFTAR PUSTAKA
Altman, B.W. (1998), “Transformed corporate community
relations: a management tool
forachieving corporate citizenship”, Business and
Society Review, Vols 102/103,
43-51.
Aupperle, K., Carroll, A., & Hatfield, J. (1985). An
empirical examination of the relationship
between corporate social responsibility andprofitability. Academy of
Management Journal, 28, 446-463.
Backhaus, K. B., Stone, B. A., & Heiner, K. (2002).
Exploring the Relationship between
Corporate Social Performance
and EmployerAttractiveness. Business & Society,
41(3), 292-318.
Berens, G., Van Riel, C. B., & Van Rekom, J. (2007). The
CSR-Quality Trade-Off: When
can Corporate Social Responsibilityand Corporate Ability Compensate Each
Other? Journal of Business Ethics, Spring (74), 233-252.
37
Boatright, J.R. (2000), Ethics dan
the Conduct of Business, Prentice-Hall, Upper Saddle
River, NJ.
Branco, M. dan Rodrigues, L. (2006), “Corporate social
responsibility and resource-based
perspectives”, Journal of Business Ethics, Dordrecht, Vol.
69 (2), 111-143.
Brown, T. J., & Dacin, P. A. (1997, January). The
Company dan Product: Corporate
Associations and Consumer Product Responses.Journal of
Marketing,
61(January), 68-84.
Brown, T.J. dan Dacin, P.A. (1997), “The company dan
theproduct: corporate associations
dan consumer productresponse”, Journal of Marketing, Vol.
61, pp. 68-84.
Bruch, H. (2005), “The keys to rethinking corporate
philanthropy”, MIT Sloan
ManagementReview, Vol. 47 (1), 49-59.
Chdan, Masud, (2006). The Relationship between Corporate
Social Performance and
Corporate Financial Performance: Industry tipes as a
boundary Condition, The
Business Review, Cambridge, Vol. 5 (1), 240-245.
Chen, Honghui, dan Wang, Xiayang, (2011). Corporate social
responsibility dan corporate
financial performance in China: an empirical research from
Chinese firms,
Corporate Governance: The International Journal of Effective
Board
Performance, Vol. 11 (4), 361-370
Clarkson, M.B.E. (1995), “A stakeholder framework for
analyzing and evaluating corporate
socialperformance”, Academy of Management Review, Vol.
20(1), 92-117.
Crawford, D. dan Scaletta, T. (2005), “The balanced
scorecard and corporate social
aligningscorecard dan
corporate social aligning values”, CMA Management, Vol.
79(6), 20-27.
Davis, K. (1960), “Can business afford to ignore social
responsibilities?”, California
Management Review, Vol. 2(3), 70-76.
Del Mar Garcia de los Salmones, M. A., Crespo, H., &
Rodriguez del Bosque, I. (2005).
Influence of Corporate Social Responsibility onLoyalty dan
Valuation Services.
Journal of Business Ethics, 61(4), 369-385.
Du, S., Bhattacharya, C.B.
dan Sen, S. (2007), “Reaping
relational rewards from corporate
socialresponsibility: the role of competitive positioning”,
International Journal of
Research inMarketing, Vol. 24 (3), 224-265.
Fombrun, C.J. (2005), “RI insights a world of reputation
research, analysis and thinking
buildingcorporate reputation through csr initiatives:
evolving stdanards”,
Corporate ReputationReview, Vol. 8 (1), 7-11.
Freedman, M., & Stagliano, A. J. (1991). Differences in
social cost disclosures: A market test
of investor relations. Accounting, Auditingand Accountability Journal, 4 (1), 68-83.
Freeman, R.E. (1984), Strategic Management: A Stakeholder
Approach, Pitman, Marshfield,
MA.
Godfrey, P. C. (2004). The Relationship between corporate
philanthropy and shareholder
wealth: A risk management perspective. Academy of Management
Review, 30,
777-798.
Greening, D. W., & Turban, D. B. (2000). Corporate
Social Performance as a Competitive
Advantage in Attracting a QualityWorkforce. Business &
Society, 3 (September),
254-280.
Hill, R.P., Stephens, D. dan Smith, I. (2003), “Corporate
social responsibility: an examination
ofindividual firm behavior”, Business dan Society Review, Vol. 108 (3), pp. 339-403.
Hopkins, M. (2003), “Why corporate social responsibility?”,
The Planetary Bargain
CorporateSocial Responsibility Matters, Earth Scan, London.
38
Langtry, B. (1994), “Stakeholders dan
the moral responsibilities of business”, Business
EthicsQuarterly, Vol. 4 (4), 431-473.
Lewis, S. (2003), “Reputation dan
corporate responsibility”, Journal of
CommunicationManagement, Vol. 7 (4), 356-420.
Luo, X. dan Bhattacharya, C.B. (2009), “The debate overdoing
good: corporate social
performance, strategicmarketing levers and
firm-idiosyncratic risks”, Journal of
Marketing, Vol. 73 No. 6, pp. 198-213.
Mackey, A., Mackey, T. B., & Barney, J. B. (2007). Corporate
Social responsibility dan Firm
Performance: Investor Preferences andCorporate Strategies. Academy of
Management Review, 3(32), 817-835.
Mahoney, L S dan Roberts, R W (2007). “CorporateSocial
Performance, Financial
Performance
andInstitutional Ownership in Canadian Firms”. AccountingForum,
31(3), 233-253.
McGuire, J. B., Sundgren, A., & Schneeweis, T. (1988).
Corporate Social Responsibility and
Firm Financial Performance. Academy ofManagement Journal,
31(4), 854-872.
McWilliams, A. dan Siegel, D. (2000), “Corporate
socialresponsibility dan financial
performance: correlation ormisspecification”, Strategic
Management Journal,
Vol. 21 (5), 603-9.
Mueller, M., dos Santos, V.G. dan Seuring, D. (2009),
“Thecontribution of environmental
and social stdanards
towardsensuring legitimacy in supply chain governance”,
Journal of Business Ethics, Vol. 89(4),509-23.
Orlitzky, M., Schmidt, F.L. dan Rynes, S. (2003),
“Corporatesocial dan financial
performance: a meta analysis”,Organization Studies, Vol. 24
(3), 403-444.
Osborn, R.N. dan
Hagedoorn, J. (1997), “The institutionalization and
evolutionary dynamics
ofinterorganizational alliance dan
networks”, The Academy of Management
Journal, Vol. 40 (2), 261-339.
Perrini, F. (2005), “Building a European portrait of
corporate social responsibility reporting”,
European Management Journal, Vol. 23 (6), 611-638.
Polonsky, M.J. (1996), “Stakeholder management and
the stakeholder matrix: potential
strategicmarketing tools”, Journal of Marketing-Focused
Management, Vol. 1,
209-238.
Porter, M.E. dan
Kramer, M.R. (2006), “Strategy
& society: the link between competitive
advantagedan
corporate social responsibility”, Harvard Business Review, Vol.
84(12), 56-68.
Riordan, C.M., Gatewood, R.D. dan Bill, J.B. (1997), “Corporate image: employee
reactions
andimplications for managing corporate social performance”,
Journal of Business
Ethics, Vol.16, 401-413.
Royle, T. (2005), “Realismor idealism? Corporate social
responsibility and the employee
stakeholderin the global fast-food industry”, Business
Ethics:A European Review,
Vol. 14 (1), 42-55.
Russo, M. dan Fouts, P. (1997), “A resource-based
perspective on corporate
environmentalperformance
and profitability”, Academy of
Management Journal,
Vol. 40 (3), 534-593.
Sen, S. dan
Bhattacharya, C.B. (2001), “Does doing goodalways lead to doing better?
Consumer reactions tocorporate social responsibility”,
Journal of
MarketingResearch, Vol. 38, 225-269.
Smith, N.C. (2009), “Bounded goodness: marketingimplications
of Drucker on corporate
socialresponsibility”, Journal of Academy of Marketing
Science, Vol. 37, 73-84.
39
Soana, Maria Gaia., (2011). The Relationship Between
Corporate Social Performance and
Corporate Financial Performance in the Banking Sector,
Journal of Business
Ethics, Vol. 104 (1), 133-148
Surroca Jordi, Tribó, Josep,
dan Waddock, Sdanra, (2010). Corporate responsibility and
financial performance: the role of intangible resources,
Strategic Management
Journal, Vol. 31 (5), 463-490.
Sze´kely, F. dan Knirsch, M. (2005), “Responsible
leadership and corporate social
responsibility: metricsfor sustainable performance”,
European Management
Journal, Vol. 23 (6), 628-47.
The Economist (2008), “Just good business”, The Economist,17
January.
Turban, T. D., dan
Greening, D. W. (1997). Corporate Social Performance and
Organizational Attractiveness to prospective
employees.Academy of
Management Journal, 40 (3), 658-672.
Ullmann, A. (1985). Data in search of a theory: A critical
examination of the relationships
among social performance, social disclosure,and economic performance.
Academy of Management Review, 10, 540-577.
Waddock, S. (2004), “Parallel universes: companies, academics, and
the progress of
corporatecitizenship”, Business dan Society Review, Vol.
109(1), 5-42.
Waddock, S. A., dan Graves, S. B. (1997). The Corporate
Social Performance Link. Strategic
Management Journal, 18, 303-319.
Whetten, D.A., Rdans, G. dan
Godfrey, P. (2002), “What are the responsibilities of business
tosociety?”, in Pettigrew, A.M., Howard, T. dan Whittington,
R. (Eds), Hdanbook
of Strategydan Management, Sage, London, pp. 373-409.
Yeoh, P. (2007), “The direction and
control of corporations: law or strategy?”, Managerial
Law, Vol. 49, 1/2.
Zagenczyk, T.J. Jr (2004), “Using social psychology to
explain stakeholder reactions to
anorganization’s social performance”, Business dan
Society Review, Vol. 109
(1), pp. 97-101.
John P. dan Lisa P., (2008). The Missing Link between
Corporate SocialResponsibility dan
Financial Performance:Stakeholder Salience and
Identifi cation, Corporate
Reputation Review, Vol. 11, (2), 169–181
Jurnal ini dikutip dari :
journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/download/964/774
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014 Pukul 21:47 WIB
No comments:
Post a Comment